Keutuhan dan kemajemukan (tradisionalitas&modernitas)

Kemampuan memahami alur perkembangan peradaban pada dimensi waktu yang relatif di dunia, akan menyadari sepenuhnya, tidak adanya dikotomi antara sikap tindak tradisional yang seakan2 masa lalu dan modern yang seakan2 masa kini. Semua bersatu utuh dalam ruang relevansi, dimana menghubungkan peradaban yang dipersepsikan terpisah, padahal saling terkait dan mengisi(sadar ataupun dipaksakan)dan memisahkan ketersambungan yang destruktif/kontinuitas dari kezaliman sistem peradaban yang tetap bertahan sampai kini. "Penghakiman" peradaban dalam dimensi solusi yang integratif terhadap permasalahannya, secara pemaknaan membutuhkan rasionalitas konsep keimanan yang bisa berdimensi perulangan atau menyerap perkembangan maknawi kekinian yang canggih dan maju. Ilmu yang bermuatan ideologis juga ada yang berulang, namun ada pula yang dikembangkan olehNYA melalui kalamNYA yang tidak berhenti/berkesinambungan sampai kiamat. Kekerasan dan diskriminasi terhadap ruang2 berekspresi tidak perlu lagi terjadi, keengganan berempati dan intoleransi hanya akan melawan HukumNYA/sunatullah akan dimensi ruang kesadaran dan sikap tindak mengisi waktuNYA yang relatif. Relatifitas jelas bukanlah absoluditas. Relatifitas disini bermakna bahwa semua kehidupan bisa berulang reinkarnatif yang menjadi sebab atau kausalitas adanya pluralitas/keberagaman. Namun, kausalitas yang menjadi pasangannya bermakna, keseluruhan yang hidup tersebut, menjadi utuh satu kesatuan singularitas dengan memiliki kesadaran akan Allah, ZAT Yang Maha Melindungi. Baik  bagi kaum mayoritas ataupun minoritas yang dizalimi sebagai akibat keberagaman tadi. Jadi, Jati diri kemanusiaan yang menghamba padaNYA, perlu dikemukakan secara adil dan seimbang berupa pasangan keutuhan/jati diri yang satu&utuh dan pasangannya kemajemukan/jati diri yang tidak identik sebagai ciptaanNYA. Di mana keduanya keutuhan&kemajemukan tidak bisa dipisahkan lagi dan tetap ada sampai daya energi "HARI BESAR"itu tiba. Dimana hilanglah semua terminologi pasangan, kecuali surga dan neraka. Dan dialektika tardisional&modern, agama&non agama mencapai pencerahannya melalui proses syafaat.

Komentar

Postingan Populer