Titik temu segala peradaban

Dalam telaahan historis, yang logis adalah sejarah merupakan milik mereka yang menang. Namun secara filosofis peradaban berporos kepada kepemimpinan yang menjadi titik sentralnya. Yang menjadi pusat teladan yang menjunjung tinggi kepahaman akan iman yang berisi hikmah, yang ajeg menjaga satu kata dan perbuatan sesuai kenyataan, budi pekerti yang luhur dan keilmuan yang mengemban amanat penderiataan rakyat dan penjaga keseimbangan kosmis. Ketegaran  menghadapi kesulitan dan cobaan akan mebuat konsisten dan tidak mudah didikte oleh rongrongan internal maupun eksternal. Bangkit dari perbudakan mental menggapai  mental merdeka dengan kekayaan jiwa yang menghidupkan harapan, yang terarah dan pemastian perlindungan hukum bagi semua. Menggerakkan masyarakat untuk ikhlas berkorban. Apapun perubahan sitem yang dilakukan, hasil akhirnya ditentukan karakter kepemimpinan dan etos untuk berjuang demi kemanusiaan.
Pada tataran kontekstual yang merevisi dan pengayaan peradaban, banyak hal ynang menggugah dan menarik  untuk dinyatakan kepada khalayak dari pernik-pernik dan ornamen kelampauan, kekinian dan masa depan dari peradaban bersama yang berulang. Merangkumnya dalam satu mozaik keindahan pola, siapa dan apa yang dikontribusikan. Ekstrimisme selayaknya ditinggalkan dan titik temunya adalah universalitas kajian kepemimpinan yang berpusat pada manusia dengan kemanusiaannya, yang proaktif menggapai masa depan bersama dan mengembalikan aspek-aspek kepemimpinan yang utuh sebagai kesepakatan dan titik temu segala peradaban. Masih wajarkah kepemimpinan yang memilki mentalitas pecundang dipertahankan?

Komentar

Postingan Populer