Mentolerir Demokrasi

Gagasan demokrasi sebagai seperangkat metode, sistem dan prosedur untuk dilakukan bersama dan setara dalam suatu komunitas, yang memungkinkan berekspresi secara cerdas,lugas dan berkonsensus, terhadap diri,pihak lain  dan lingkungan, perlu diberi "pengayaan" akan hikmah dan nilai-nilai kebersamaan/kegotongroyongan yang khas. Kadar kekerasan dan konflik dalam menerapkan demokrasi yang terjadi semakin mengkhawatirkan, karena sikap tindak eksklusif jauh dari ingklusivitas yang bijak, mendaku dan sombong akan capaian feodal dan primordial ditambah lagi rasionalitas berupa penalaran yang dangkal dan penuh kesempitan dalam mendeskripsikan maksud dan tujuan keadaban berdemokrasi. Rasio untuk membedakan tirani dan bukan dalam lingkup demokrasi, pada lingkungan terkecil sampai negara menjadi pertimbangan penyesuaian dan perbaikan yang terus menerus menjadi kesadaran yang layak didengung-dengungkan.Hidup berdampingan secara damai dengan mengkreasikan studi komparatif yang adil, mengangkat perbedaan sebagai rahmat dan kesadaran penciptaan yang tiada akan sia-sia/semua ada hikmahNYA dan kompleksitas masalah yang berakhir pada kebajikan jua. Pendidikan demokrasi yang demokratis dengan pembukaan tabir/dekonstruksi keyakinan yang selama ini dijalani, dengan mengakomodir kelayakan dan kepatutan akan apresiasi pencapaian demokrasi bagi peradaban yang humanis universal. Kemampuan mendasar dari masyarakt yang demokratis  adalah kemampuan untuk bertahan hidup lahiriyah maupun bathiniyah, berakal pikiran yang kritis dengan kecerdasannya yang solutif, kemampuan mengapresiasi kebebasan sekaligus emphati dan mentolerir kekurangan pihak-pihak berbeda latar belakang.  Saling percaya menjadi awal yang baik bagi berjalannya demokrasi substansial yang penuh usaha emasipatoris dan pemberdayaan, berjiwa kooperatif, penuh integitas dengan norma hukum tertinggi yang memformulasikan peradaban. Penghukuman terhadap kultur rendah dan hina seperti pemalsuan, penipuan,permainan dan manipulasi harus tegas berkeadilan guna mencegah skeptisme, menjamin berjalannya konstitusi, keterwakilan yang sensistif terhadap amanat peneritaan rakyat dan ketidakberdayaannya, menghilangkan prasangka negatif dalam berideologi, faktor2 keamanan, dan bermuara/berakhir pada ketinggian dan keagungan lembaga permusyawaratan. Mencegah pertentangan kepentingan2 elit dan bersinergi untuk memperjuangkan kebutuhan yang sebenarnya diharapkan oleh rakyat sebagai anak bangsa, mentranformasikan kewenangan mejadi kerja ibadah dan bukan menjadi sikap tindak yang sewenang-wenang dan hedonistik/menghamba kesenangan, dengan menganggap rakyat bodoh,penakut dan hanya dapat cemas akan masa depannya adalah tugas perbaikan dan kerja bersama ke depan. Membungkam suara rakyat dengan mempertanyakan kepantasan untuk bersuara menjadi kesombongan yang nyata. Dengarlah suara rakyat dan berbicaralah secara bijak dan terhormat. Argumentasikan, narasikan, deskripsikan, persuasikan. Demokrasi memerlukan strategi diplomasi dan komunikasi yang holistik, sampai kekuatan dan kewenangan profetik memberi hikmah dariNYA yang lebih utuh dan sempurna dari demokrasi sekuler dan liberal yang ada....

Komentar

Postingan Populer