Konsistensi untuk melawan ambiguitas

Poltik pencitraan yang pada hakekatnya adalah kebohongan, merupakan sikap tindak ambigu yang paling jahiliyah di akhir zaman. Ambiguitas ini  tercermin dari pemberhalaan angka-angka statistik yang jauh  dari realitas keadaan yang sebenarnya. Terjadi bias yang membodohi, dari data pembangunan berdimensi menyeluruh yang sebenarnya berdinamika menurun secara konseptual dan praktikal ditambah lagi prosedural yang korup di semua sektor tidak terlacak dalam statistik. Kebijakan jauh dari mengena dan program meleset secara masif, khususnya mengantisipasi masalah kemiskinan kultural dan struktural termasuk di dalamnya mental spiritual,emosional dan intelektual. Fakta kekinian yang ambigu/bertolak belakang dari kewajiban negara untuk menjamin adanya perlindungan menyeluruh, penegakan hukum dan meninggikan nilai-nilai kemanusiaan. Dimana kewajiban ini absolud dan mutlak dalam dimensi waktu(kapanpun) dan ruang(dimanapun). Hal ini berkonsekuensi perlu dan harus adanya gerakan pembaharuan yang menyeluruh. Hukum yang primitif secara konsep dan aplikasinya dengan politik transaksional yang mengagungkan kepentingan-kepentingan sesaat,banyaknya impunitas yang terjadi, tanpa kejelasan proses penyelesaian yang menyeluruh atas korban pelanggaran HAM menjadi pengakumulasi sikap tindak ambiguitas rezim. Sudah saatnya pengakhiran sikap dan tindakan ambigu ini dengan konsisten memperjuangkan kemerdekaan yang dinikmati dan dipelihara oleh segenab warga secara menyeluruh dan utuh. Karena masih terjajahnya sebagain besar  warga oleh bangsanya sendiri yang membodohi dan mengambil kesempatan dalam kesempitan/oprtunis bagi dirinya dan kelompoknya. Mari kita ciptakan kesadaran keberTuhanan yang tercermin dari sikap tindak peduli dan paham akan tanggungjawab kepadaNYA, kepada diri dan kepada lingkungan. Agar ambiguitas yang terjadi secara masif, diredusir bahkan dihilangkan sama sekali melalui penyadaran sikap tindak holistik menyikapi segala sesuatu yang hakiki ditakdirkan dinamis transenden/ajaran agama. Dan bukannya malah mengagungkan memotret fenomena sesaat dari ruang waktu tertentu yang statis/statistik, yang sejatinya hanyalah alat bukan tujuan. Alat inilah yang diselewengkan kemanfaatannya. Tujuan kita adalah menjadi masyarakat yang dinamis yang memerlukan data-data statis tetapi mendinamisasinya dalam beribadah kepadaNYA dalam segala aspek kehidupan/arti luas. Karena semua ciptaanNYA termasuk bumi seisinya pada hakekatnya dinamis bergerak taat beribadah kepadaNYA. Statistik adalah penghitungan sesaat/hisab temporer yang dapat dilakukan untuk mengukur kinerja ibadah kita dari lingkup terkecil sampai global. Tetapi proses dinamisasi/perubahan adalah pasti sedangkan statistik mengikuti perubahan itu. Bukan malah menjadi acuan yang menyesatkan. Jujurlah secara konsisten ke depan karena kebohongan telah nyata adanya.

Komentar

Postingan Populer